Jakarta - Pergantian pelatih sejatinya jadi hal yang krusial buat sebuah tim. Tapi di Barcelona musim panas ini, publik bisa jadi lebih menantikan bagaimana Lionel Messi dan Neymar berkontribusi bersama di atas lapangan.
Dua transformasi besar dilakukan Barcelona di musim panas ini. Yang pertama adalah saat mereka akhirnya mendapatkan Neymar dari Santos dengan banderol 57 juta euro, sementara yang kedua adalah penunjukkan Gerardo Martino sebagai pelatih baru menyusul pengunduran diri Tito Vilanova karena alasan kesehatan.
Terkait Gerardo 'Tata' Martino, tanda tanya besar sudah muncul berbarengan dengan pengumuman yang dibuat Barca saat menunjuknya sebagai pelatih. Meski meraih sukses di Argentina dan Paraguay, Gerardo Martino adalah sosok asing di Eropa. Faktanya, dia sama sekali belum pernah melatih klub di 'Benua Biru;. Dan kesempatan dia bekerja di Eropa justru langsung diserahi tanggung jawab atas tim yang dalam beberapa tahun terakhir dianggap sebagai yang terbaik di dunia.
Wajar kalau ada keraguan pada pelatih asal Argentina berusia 50 tahun itu. Tapi kemudian muncul juga optimisme-optimisme karena Tata dianggap punya filosofi yang sama dengan The Catalans: menyukai permainan menyerang nan atraktif, memberi kesempatan besar pada pemain muda dan selama ini dikenal punya relasi yang sangat baik dengan pemain-pemainnya.
Yang kemudian sangat dinanti adalah bagaimana Tata akan memanfaatkan potensi besar yang dipunya skuatnya saat ini. Atau lebih spesifik lagi, bagaimana dia akan memaksimalkan Lionel Messi dan Neymar?
Memasukkan seorang pemain dengan kemampuan sangat baik dan punya produktivitas tinggi ke dalam skuat yang penuh nama besar dan juga solid akan membuat Barcelona tidak terhentikan. Begitu kurang lebih teorinya. Tapi kenyataannya tak melulu seperti itu.
Sewaktu Barcelona masih mengejar Neymar, Johan Cryuff sempat melontarkan pernyataan yang pada intinya mempertanyakan rencana pembelian pemuda 21 tahun asal Brasil itu. "Tak mungkin sebuah kapal memiliki dua orang kapten," begitu Cryuff mengibaratkan keberadaan Messi dan Neymar di Barcelona.
Messi dan Neymar memang menjanjikan banyak gol buat Blaugrana. Tapi ada kekhawatiran besar yang juga muncul terkait status mereka sebagai mega bintang. Kekhawatiran tersebut adalah terjadinya perebutan status sebagai yang terbaik, perlombaan menjadi yang tersubur, atau menjadi yang paling dielu-elukan suporter.
Manchester United melakukan hal serupa musim lalu saat memboyong Robin van Persie dari Arsenal dan menduetkannya dengan Wayne Rooney. Di musim sebelumnya Van Persie dan Rooney adalah penghuni posisi satu dan dua daftar pencetak gol Premier League. Memasangkan keduanya, The Red Devils memang berhasil jadi juara, tapi Rooney kemudian seperti menjadi 'korban' karena jumlah golnya menurun dari 27 menjadi hanya 12 dan kini santer disebut ingin pergi dari Old Trafford. Van Persie? Dia menjadi yang tersubur di Liga Inggris musim lalu dengan 26 gol.
Van Persie-Rooney jelas tak bisa dibandingkan dengan Neymar-Messi. Tapi seperti apa Barcelona di sepanjang musim 2013/2014 ini akan sangat dipengaruhi oleh kedua nama tersebut. Padu antara keduanya akan membuat Barcelona makin mengerikan di lini depan. Sebagai catatan, Messi sendiri mencetak 96 gol di La Liga dalam dua musim terakhir dan itu belum termasuk di ajang lain yang diikuti Barcelona.
Satu hal, kedatangan Neymar akan mengurangi ketergantungan Barca terhadap Messi. Sudah sangat sering terjadi Barca sulit menang dan bahkan harus menelan kekalahan saat Messi tidak bermain. Kebuntuan tanpa Messi itu diyakini tak akan terjadi setelah Neymar kini jadi salah satu penghuni Camp Nou.
"Hal yang penting adalah tetap rendah hati, dia akan sangat cocok dengan filosofi Barcelona," pesan Xavi pada Neymar beberapa hari lalu.
Komposisi kekuatan Barcelona bisa dibilang tak berubah dibanding musim lalu, dengan tidak ada perubahan di lini tengah. Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Sergio Busquets dan Cesc Fabregas masih akan jadi tumpuan di posisi gelandang.
Pekerjaan rumah yang belum dituntaskan Barcelona adalah mencari pemain belakang baru. Sektor pertahanan masih menjadi titik paling lemah Barcelona. Kekalahan dengan skor telak agregat 7-0 di semifinal Liga Champions musim lalu jelas menunjukkan hal tersebut. Malang buat Barca, sejauh ini mereka gagal mendapatkan pemain yang diincar karena Thiago Silva tidak dilepas Paris Saint Germain dan David Luiz juga masih dipertahankan Chelsea.
sumber: detikSport
Dua transformasi besar dilakukan Barcelona di musim panas ini. Yang pertama adalah saat mereka akhirnya mendapatkan Neymar dari Santos dengan banderol 57 juta euro, sementara yang kedua adalah penunjukkan Gerardo Martino sebagai pelatih baru menyusul pengunduran diri Tito Vilanova karena alasan kesehatan.
Terkait Gerardo 'Tata' Martino, tanda tanya besar sudah muncul berbarengan dengan pengumuman yang dibuat Barca saat menunjuknya sebagai pelatih. Meski meraih sukses di Argentina dan Paraguay, Gerardo Martino adalah sosok asing di Eropa. Faktanya, dia sama sekali belum pernah melatih klub di 'Benua Biru;. Dan kesempatan dia bekerja di Eropa justru langsung diserahi tanggung jawab atas tim yang dalam beberapa tahun terakhir dianggap sebagai yang terbaik di dunia.
Wajar kalau ada keraguan pada pelatih asal Argentina berusia 50 tahun itu. Tapi kemudian muncul juga optimisme-optimisme karena Tata dianggap punya filosofi yang sama dengan The Catalans: menyukai permainan menyerang nan atraktif, memberi kesempatan besar pada pemain muda dan selama ini dikenal punya relasi yang sangat baik dengan pemain-pemainnya.
Yang kemudian sangat dinanti adalah bagaimana Tata akan memanfaatkan potensi besar yang dipunya skuatnya saat ini. Atau lebih spesifik lagi, bagaimana dia akan memaksimalkan Lionel Messi dan Neymar?
Memasukkan seorang pemain dengan kemampuan sangat baik dan punya produktivitas tinggi ke dalam skuat yang penuh nama besar dan juga solid akan membuat Barcelona tidak terhentikan. Begitu kurang lebih teorinya. Tapi kenyataannya tak melulu seperti itu.
Sewaktu Barcelona masih mengejar Neymar, Johan Cryuff sempat melontarkan pernyataan yang pada intinya mempertanyakan rencana pembelian pemuda 21 tahun asal Brasil itu. "Tak mungkin sebuah kapal memiliki dua orang kapten," begitu Cryuff mengibaratkan keberadaan Messi dan Neymar di Barcelona.
Messi dan Neymar memang menjanjikan banyak gol buat Blaugrana. Tapi ada kekhawatiran besar yang juga muncul terkait status mereka sebagai mega bintang. Kekhawatiran tersebut adalah terjadinya perebutan status sebagai yang terbaik, perlombaan menjadi yang tersubur, atau menjadi yang paling dielu-elukan suporter.
Manchester United melakukan hal serupa musim lalu saat memboyong Robin van Persie dari Arsenal dan menduetkannya dengan Wayne Rooney. Di musim sebelumnya Van Persie dan Rooney adalah penghuni posisi satu dan dua daftar pencetak gol Premier League. Memasangkan keduanya, The Red Devils memang berhasil jadi juara, tapi Rooney kemudian seperti menjadi 'korban' karena jumlah golnya menurun dari 27 menjadi hanya 12 dan kini santer disebut ingin pergi dari Old Trafford. Van Persie? Dia menjadi yang tersubur di Liga Inggris musim lalu dengan 26 gol.
Van Persie-Rooney jelas tak bisa dibandingkan dengan Neymar-Messi. Tapi seperti apa Barcelona di sepanjang musim 2013/2014 ini akan sangat dipengaruhi oleh kedua nama tersebut. Padu antara keduanya akan membuat Barcelona makin mengerikan di lini depan. Sebagai catatan, Messi sendiri mencetak 96 gol di La Liga dalam dua musim terakhir dan itu belum termasuk di ajang lain yang diikuti Barcelona.
Satu hal, kedatangan Neymar akan mengurangi ketergantungan Barca terhadap Messi. Sudah sangat sering terjadi Barca sulit menang dan bahkan harus menelan kekalahan saat Messi tidak bermain. Kebuntuan tanpa Messi itu diyakini tak akan terjadi setelah Neymar kini jadi salah satu penghuni Camp Nou.
"Hal yang penting adalah tetap rendah hati, dia akan sangat cocok dengan filosofi Barcelona," pesan Xavi pada Neymar beberapa hari lalu.
Komposisi kekuatan Barcelona bisa dibilang tak berubah dibanding musim lalu, dengan tidak ada perubahan di lini tengah. Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Sergio Busquets dan Cesc Fabregas masih akan jadi tumpuan di posisi gelandang.
Pekerjaan rumah yang belum dituntaskan Barcelona adalah mencari pemain belakang baru. Sektor pertahanan masih menjadi titik paling lemah Barcelona. Kekalahan dengan skor telak agregat 7-0 di semifinal Liga Champions musim lalu jelas menunjukkan hal tersebut. Malang buat Barca, sejauh ini mereka gagal mendapatkan pemain yang diincar karena Thiago Silva tidak dilepas Paris Saint Germain dan David Luiz juga masih dipertahankan Chelsea.
sumber: detikSport
Tidak ada komentar:
Posting Komentar